Bukan pengajian biasa? Apa sih maksudnya? Emang ada apa aja? Nah... untuk mengusik rasa penasaranmu, baca dulu cerita yang satu ini :)
Setiap hari Selasa di Pedongkelan, Kelompok Islam Cemerlang yang merupakan kumpulan ibu-ibu cemerlang yang dibina oleh Community Development UNJ, mengadakan pengajian. Kegiatan ini selalu rutin dilaksanakan dan jumlah murid yang datang setiap pertemuannya adalah 25 hingga 40 orang. Banyak, ya! Para murid yang terdiri dari ibu muda sampai nenek-nenek ini begitu bersemangat untuk meningkatkan hubungan dengan Sang Pencipta.
Seperti yang kita ketahui (ceritanya semuanya udah tau) Pedongkelan, yang merupakan salah satu desa binaan ComDev UNJ adalah kampung tertinggal. Letaknya dipinggiran danau, dekat bypass, dan tepat disamping pabrik. Saat kamu masuk kedalam kampung Pedongkelan ini, kamu akan langsung disambut oleh penampungan para warga kreatif yang bekerja tak lepas dari gerobak dengan beragam profesi. Maksud saya, banyak sekali pemandangan gerobak yang akan kamu nikmati.
Setiap hari Selasa di Pedongkelan, Kelompok Islam Cemerlang yang merupakan kumpulan ibu-ibu cemerlang yang dibina oleh Community Development UNJ, mengadakan pengajian. Kegiatan ini selalu rutin dilaksanakan dan jumlah murid yang datang setiap pertemuannya adalah 25 hingga 40 orang. Banyak, ya! Para murid yang terdiri dari ibu muda sampai nenek-nenek ini begitu bersemangat untuk meningkatkan hubungan dengan Sang Pencipta.
Seperti yang kita ketahui (ceritanya semuanya udah tau) Pedongkelan, yang merupakan salah satu desa binaan ComDev UNJ adalah kampung tertinggal. Letaknya dipinggiran danau, dekat bypass, dan tepat disamping pabrik. Saat kamu masuk kedalam kampung Pedongkelan ini, kamu akan langsung disambut oleh penampungan para warga kreatif yang bekerja tak lepas dari gerobak dengan beragam profesi. Maksud saya, banyak sekali pemandangan gerobak yang akan kamu nikmati.
Namun, melangkah beberapa meter kamu akan melihat masjid cantik yang bersih dengan kubah mungil berwarna perak, yang bernama Masjid Nurul Islam. Masjid ini memang baru diresmikan kurang dari 1 bulan yang lalu. Disamping kiri masjid, terdapat gang kecil dengan papan bertuliskan "Harap Dilepas Alas Kaki". Disanalah terdapat pintu untuk masuk ke tempat para ibu cemerlang mengaji. Jadi, lokasinya sangat persis dibelakang masjid.
Mulai dari sinilah keistimewaan itu berada. Dibalik pemukiman yang sangat padat dengan ekonomi yang 'pas-pasan', para ibu-ibu cemerlang (sebut saja seperti itu) tidak melupakan akhirat. Meskipun dihimpit dengan waktu untuk mengumpulkan uang agar bisa 'makan sehari-hari', mereka akan dengan suka hati merelakan waktu di hari Selasa untuk mengaji.
Saya bukan orang lama disana, baru seumur biji jagung pengalaman saya disana, namun saya sungguh kagum akan konsisensi dan semangat mereka dalam menuntut ilmu. Pengajian tersebut pun terkoordinir dengan sangat baik, bahkan melebihi kekompakkan tim pengajian yang dilaksanakan oleh ibu-ibu elit. Sungguh kompak sekali mereka. Tak heranlah bila kelompok Islam Cemerlang memiliki beragam aktivitas yang sungguh luar biasa, seperti gambar disamping ini.
Pengajian dimulai pukul 14.00, tak jarang mulai 13.30, dan selalu dilaksanakan secara on time. Kegiatan pertama yaitu pembukaan oleh Ibu Yenni ataupun Ibu Hajah selaku pemimpin kelompok, lalu dilanjutkan dengan pembacaan Surah Ar-Rahman secara bersama-sama dengan membaca fotokopian kertas yang telah tersedia. Setelah itu, kelompok pun dibagi menjadi dua, yaitu para pembaca Al-Qur'an dan para pembaca Iqra'. Jumlah antar dua pembagian tersebut pun merata, hampir 50:50. Pembacaan Al-Qur'an dipimpin oleh Ibu Hajah dan Ibu Yenni, serta didampingi oleh mahasiswa yang kompeten untuk mengajar Qur'an. Sedangkan pengajaran Iqra' dilakukan oleh mahasiswa yang juga mampu dibidangnya.
Sungguh variatif sekali ibu-ibu cemerlang ini. Kamu dapat menemukan yang masih mula dalam mengaji, yaitu Iqra' 1, hingga murid yang sudah hatam Qur'an. Namun mereka saling menghormati satu sma lain, karena diawal pertemuan selalu diberikan motivasi untuk meniatkan ibadah ini agar mendapatkan ridha Illahi. Diantaranya juga dalam membaca ada yang sangat tersendat dan ada yang lancar. Ibu yang masih tersendat-sendat tidak malu untuk belajar lebih keras dan ibu yang sudah lancar pun tidak merasa bahwa dirinya sudah pintar. Semua semangat untuk terus menuntut ilmu, memperfasih bacaannya dan ilmu agamanya.
Setelah selesai membaca Qur'an dan Iqra', maka seperti biasa Ibu Hajah dan Ibu Yenni akan memberikan materi keagamaan, seperti syariah, fiqh, akhlaq, dan lain sebagainya. Sesi tanya jawab pun tetap dilakukan untuk mengurangi miss communication antar pemberi dan penerima materi. Canda tawa pun senantiasa mengiri pengajian tersebut, bahkan tidak jarang pula ada curhat colongan (curcol) di sela-sela mengajar. Semua seperti saudara, sungguh akrab, tak ada senioritas, dan saling berkasih sayang.
Adzan Ashar pun mulai terdengar. Setelah berdoa seusai adzan Ashar, para ibu pun dipersilahkan untuk sholat Ashar terlebih dulu di masjid yang letaknya hanya beda 3 langkah dari pintu tempat mengaji. Kegiatan shalat pun dilaksanakan secara berjama'ah. Setelah selesai shalat, tibalah saatnya untuk mendikusikan program selanjutnya yang akan dilaksanakan, seperti event independen, maupun kegiatan lainnya. Sungguh koordinasi mereka lihai sekali. Tentu, karena mereka terdiri dari para ibu yang pengalamannya sungguh sangat banyak dibanding saya dan teman-teman mahasiswa ComDev UNJ lainnya. Diskusi tersebut pun dilakukan sembari menagih uang kas yang dikumpulkan oleh bendahara Islam Cemerlang, yaitu Ibu Sutini. Setelah kegiatan selesai, langsung ditutup dengan mengucap Alhamdulillah dan salam. Tak lupa, setiap pertemuan terdapat giliran piket untuk membersihkan tempat pengajian tersebut.
Adzan Ashar pun mulai terdengar. Setelah berdoa seusai adzan Ashar, para ibu pun dipersilahkan untuk sholat Ashar terlebih dulu di masjid yang letaknya hanya beda 3 langkah dari pintu tempat mengaji. Kegiatan shalat pun dilaksanakan secara berjama'ah. Setelah selesai shalat, tibalah saatnya untuk mendikusikan program selanjutnya yang akan dilaksanakan, seperti event independen, maupun kegiatan lainnya. Sungguh koordinasi mereka lihai sekali. Tentu, karena mereka terdiri dari para ibu yang pengalamannya sungguh sangat banyak dibanding saya dan teman-teman mahasiswa ComDev UNJ lainnya. Diskusi tersebut pun dilakukan sembari menagih uang kas yang dikumpulkan oleh bendahara Islam Cemerlang, yaitu Ibu Sutini. Setelah kegiatan selesai, langsung ditutup dengan mengucap Alhamdulillah dan salam. Tak lupa, setiap pertemuan terdapat giliran piket untuk membersihkan tempat pengajian tersebut.
Bagaimana??
Berkesan bukan??
Akan menjadi lebih berkesan lagi kalau kamu ikut turut terjun merasakan euforia pengajian ini :)
Berkesan bukan??
Akan menjadi lebih berkesan lagi kalau kamu ikut turut terjun merasakan euforia pengajian ini :)
Subhanallah..kalian bermanfaat sekali ^_^
BalasHapusTerima Kasih Ummu Maulid
HapusItulah harapan kami, bermanfaat untuk masyarakat.
Dan mohon dukungan dan doanya agar program kami dapat berjalan dengan lancar dan seluruh target kegiatan comdev unj pada masyarakat binaan dapat terpenuhi. :)