Sabtu, 26 Maret 2016

Nggak Semua Orang Bisa Jadi Guru

BY Unknown No comments

Sudah membaca tulisan Forum Gerakan Mahasiswa Mengajar Indonesia yang diposting beberapa hari yang lalu? Ya, pembahasan kali ini masih berkaitan dengan postingan sebelumnya. Kali ini comdev unj akan membahas isi materi yang disampaikan oleh Pak Didin Wahidin selaku direktur kemahasiswaan di menristekdikti. Berbicara soal gerakan mengajar, ini berarti mahasiswa berperan seperti guru kepada anak binaannya. Untuk menjadi seorang guru tidaklah mudah, banyak hal yang harus dipersiapkan untuk menggeluti peran tersebut. Pak Didin Wahidin menyampaikan bahwa fenomena guru saat ini adalah kurangnya sikap ilmiah dan kurangnya kepedulian pada guru tersebut. Untuk mengajar, menjadi guru tentu haruslah ada ilmunya, tidak sembarang orang bisa menjadi guru. Karena penentu kualitas utama sebuah pendidikan adalah bagaimana guru itu sendiri.
Permasalahan yang ada pada guru kita saat ini adalah :

-Jumlah guru besar di LPTK yang sedikit sehingga pembinaan untuk calon guru sulit.
-Pembinaan birokrasi dan incidental.
-Kualifikasi dan kompetensi guru yang rendah.
-Distribusi yang buruk sehingga meningkatnya mismatch.
-Perhatian guru terhadap siswa rendah.
-Kurangnya inisiatif untuk meng-upgrade kompetensi diri.
-Pengelolaan yang buruk.
-Rekrutmen yang bermasalah.


Untuk menciptakan guru-guru yang baik, maka perlulah mendidik calon guru tersebut dengan baik. mengajar bukan hanya persoalan materi pelajaran, tetapi mengajar juga harus paham bagaimana memperlakukan manusia, pengajar harus mengetahui dan menguasai konsep-konsep bagaimana menghadapi peserta didik, dan memahami psikologisnya. ada 4 kompetensi yang harus dimliki para pengajar yaitu :

- Pedagogig
- Profesional
- Sosial
- Kepribadian

dengan memiliki 4 kompetensi tersebut maka sesorang bisa dikatakan layak menjadi guru. Lalu, bagaimana untuk  memiliki 4 kompetensi tersebut?
- PPG
- Penilaian Kinerja
- Konsisten terhadap regulasi
- Jangan menjadi guru yang insidental

Di zaman yang semakin maju ini, maka diperlukan keseriusan untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan pada guru tersebut agar tidak terciptanya  guru yang abal-abal. Mudah kok apabila kita niat dengan sungguh-sungguh dan tekunYuk, jadi guru yang berkualitas, jangan malas-malas ya! :)




0 komentar:

Posting Komentar