"Hidup Pendidikan Indonesia!"
Kalimat yang sederhana namun dapat menggetarkan hati bagi
yang mendengar, kala itu kami teriakkan dengan lantang sebagai pekikan khas
ComDev UNJ. Pada tanggal 18-19 Maret 2016 kemarin, Community Development
(ComDev) UNJ diberikan kesempatan untuk menghadiri undangan sebagai peserta
konferensi Gerakan Mahasiswa Mengajar yang diselenggarakan oleh BEM UI. Acara yang
merupakan grand closing dari Gerakan UI Mengajar 5 yang bertajuk “Mengabdi Bersinergi”
ini dihadiri oleh beberapa universitas-univeristas dari seluruh Indonesia. Pada
hari pertama, kegiatan acara tersebut adalah sharing gerakan mahasiswa dari
tiap universitas yang dilaksanakan di sekretariat mahasiswa ilmu kesehatan UI. Kegiatan tersebut bertujuan untuk
memperkenalkan gerakan-gerakan mengajar serta membahas secara khusus
masalah-masalah pendidikan yang dihadapi.
sesi sharing pada hari pertama |
Pada rangkaian kegiatan ini, ComDev UNJ mendapat urutan
pertama untuk maju memaparkan tentang profil ComDev UNJ, Kegiatan pengajaran,
dan juga permasalahan yang kita hadapi seperti motivasi dan minat belajar adik
binaan, kurangnya kesadaran orang tua tentang pentingnya pendidikan, masih
adanya kasus bullying antar adik binaan, dan masih banyak lagi. Kami hanya
diberikan waktu lima menit untuk memaparkan, waktu yang sangat sedikit untuk
membahas banyaknya permasalahan yang kami hadapi di ComDev UNJ. Setelah lima
gerakan mengajar mempresentasikan gerakannya, kemudian ada sesi diskusi terbuka.
Permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh gerakan lain tidak jauh berbeda
dengan ComDev UNJ, namun permasalahan yang paling banyak ditemui oleh gerakan
lain adalah pengajar yang kurang menguasai kurikulum, kualitas guru sekolah
yang rendah, kurangnya dukungan dari pejabat universitas, dan juga kurangnya
pendanaan terhadap gerakan mengajar tersebut. Hanya sedikit kami temukan
gerakan mengajar yang sama dengan ComDev UNJ yaitu memiliki rumah belajar,
kebanyakan gerakan mengajar dari universitas lain adalah pengabdian ke
sekolah-sekolah atau ke daerah yang masih tertinggal dalam jangka waktu
tertentu. Meski gerakan ini banyak keberagamaannya, namun kita semua disatukan
dalam semangat yag sama, yaitu turut memajukan pendidikan Indonesia. Diskusi
ini berlangsung hingga pukul 22.00 WIB, kemudian para peserta dipersilakan
untuk menuju tempat penginapan yang sudah disediakan panitia di asrama
mahasiswa UI.
Kemudian pada hari kedua, peserta berkumpul di Aula Gedung
Ilmu Keperawatan UI karena ada seminar yang masih berkaitan dengan pendidikan.
Seminar tersebut seharusnya dihadiri oleh pak Anies Baswedan, namun ternyata
beliau berhalangan hadir karena sedang melakukan tugasnya diluar kota, dan
diwakilkan oleh video dari beliau yang pada video tersebut beliau berpesan
bahwa kita harus lebih dari sekadar kata “mengajar”, kita harus bisa mendidik,
menginspirasi, dan menggerakkan. Maka itulah makna mengabdi yang sesungguhnya
Setelah menyaksikan video pak Anies aswedan, kemudian masuk
ke materi dari pak Didin Wahidin selaku direktur kemahasiswaan menristekdikti.
Beliau memberikan materi tentang Guru Profesional Penentu Kualitas Pendidikan.
Beliau menyampaikan bahwa permasalahan guru saat ini adalah kurangnya sikap
ilmiah dan kurangnya kepedulian. Kedua hal tersebut merupakan hal yang sangat
menentukan bagaimana kualitas seorang guru. Maka dari itu, untuk menjadi
seorang pengajar/pendidik/guru harus ada ilmunya, tidak bisa sembarang orang.
Karena pendidikan bukan soal materi pelajaran saja, tetapi juga tentang
karakter seseorang. Sebagai penutup pak Didin Wahidin berpesan kepada para
peserta untuk Connect-Compete-Collaborate.
Pemateri kedua yaitu pak M. Khozim sebagai
perwakilan dari mendikbud, beliau memberikan materi tentang semangat gerakan
mengajar. Pada kesempatan itu beliau memberikan atmosfer yang semangat bagi
mahasiswa untuk tetap menginspirasi. Gerakan mahasiswa seharusnya saling gotong
royong dan berkolaborasi. Mungkin dengan berjalan sendirian kita bisa cepat
sampai, namun dengan berjalan ramai-ramai kita bisa lebih jauh.
Dan terakhir sebagai penutup seminar ada Kelas Inspirasi
Jakarta yang memberikan angin segar kepada mahasiswa di ruangan untuk tetap
menginspirasi meski nanti kita sudah lulus dan bekerja. Kelas inspirasi hadir
bersama para profesional di bidangnya untuk melihat relitas pendidikan dan
membagikan pengalamannya ke sekolah-sekolah di Indonesia sehingga para
adik-adik binaan kita bisa mengetahui jenis pekerjaan-pekerjaan sehingga mereka
bisa memiliki cita-cita yang lebih tinggi.
Masuk ke agenda yang sangat ditunggu yaitu konferensi Gerakan
Mahasiswa Mengajar. Konferensi tersebut mengusung tema “Urgensi Payung Gerakan
Mahasiswa Mengajar” dengan menggunakan mekanisme Focus Group Disscussion. Para
peserta dibagi menjadi Sembilan kelompok, yang masing-masing kelompok terdiri
dari berbagai universitas dan duduk melingkar di kursi dan meja yang sudah
disediakan. Konferensi yang dimoderatori oleh Subahagia Rendy selaku project
officer GUIM 4, untuk mem-follow up pembahasan yang pada hari sebelumnya
sudah didiskusikan bersama yaitu permasalahan yang ada pada tiap gerakan
mengajar. Peserta konferensi kemudian dipersilakan untuk menyampaikan pendapat
dan komentarnya terkait tema tersebut. Dengan banyaknya peserta yang
berpendapat yang tentu saja kebutuhan setiap gerakan dan masing-masing orang
berbeda, membuat diskusi ini berjalan sangat komunikatif dan berdurasi panjang.
Kemudian, moderator membagi setiap meja untuk membahas tiap sub tema yang
menjadi focus pembahasan yang berbeda yang nantinya akan disatukan diakhir. Setelah
setiap grup membahas apa yang menjadi focus pembahasannya, kemudian moderator
mempersilakan tiap grup memaparkan hasil diskusi dan grup lain memberikan
sanggahan atau tanggapannya. Pada FGD ini juga kerap terjadi adu argument yang
sangat alot, namun tetap berlandaskan asas musyawarah, FGD berjalan dengan
sangat baik.
FGD hari kedua |
Akhirnya, setelah melalui diskusi panjang dan interaktif,
kami para peserta konferensi menghasilkan sesuatu yang telah disepakati bersama
yaitu terbentuknya Forum Gerakan Mahasiswa Mengajar Indonesia. Gerakan ini merupakan
gerakan yang berfungsi mewadahi atau memayungi gerakan-gerakan mengajar yang
dibentuk oleh mahasiswa, dan dengan kegiatan-kegiatan yang akan dibuat oleh
FGMM ini nantinya bisa menjadi kanal informasi komunikasi untuk menjalin
sinergisitas yang baik antar sesama gerakan mengajar dan mengembangkan masing-masing
gerakan mengajar sehingga menjadi lebih baik lagi. Melalui diskusi tadi juga
kami menyepakati bahwa Universitas Diponegoro Semarang menjadi coordinator pusat
gerakan tersebut sekaligus menjadi tuan rumah konferensi berikutnya. Sebagai langkah
awal membentuk sinergisitas, kami FGMM pun bersepakat untuk mengadakan
Hardiknas Movement pada tanggal 2 Mei nanti. Sebagai penutup konferensi ini
kemudian masing-masing universitas menandatangani pakta integritas yang telah
dibuat. Acara ini berakhir pukul 17.30 WIB, dan kami semua pulang dengan
membawa semangat yang lebih membara lagi. Sampai jumpa di konferensi
selanjutnya!
sesi foto setelah konferensi |
Kontribusi Nyata, Membangun Bangsa!
Hidup pendidikan Indonesia!
F Restu D
Community Development UNJ
0 komentar:
Posting Komentar