Berbicara tentang literasi, maka akan
sangat berbeda apabila ditinjau pada masa dulu dan masa sekarang. Dulu,
literasi hanya dikenal sebagai aktifitas membaca dan menulis. Padahal literasi
bukan hanya menyangkut kegiatan itu saja, literasi juga bisa dalam bentuk berdiskusi,
menonton film, berpuisi, drama, dan sebagainya. Seiring berjalannya waktu, literasi kini terus
berkembang.
Pada tanggal 2-4 Juni 2016,
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan meyelenggarakan sebuah kegiatan dengan
mengundang orang-orang gila dari tiap provinsi di Indonesia. Kegiatan
tersebut bertujuan untuk membuat orang-orang gila tersebut makin gila.
Community Development UNJ (ComDev
UNJ) mengirim dua punggawa tangguhnya untuk menghadiri undangan dari Mendikbud
tersebut. Dua punggawa ComDev UNJ yang dikirim dalam kegiatan tersebut adalah
Siti Mulhamah dan Feby Restu Dyastika.
Kegiatan yang diberi nama bimbingan
teknis tenaga literasi tersebut dihadiri sekitar 95 orang yang terdiri dari dua
orang perwakilan dari tiap provinsi. Kegiatan tersebut dihadiri oleh para
pendiri taman baca, pendiri komunitas, penulis, akademisi, penggiat literasi
dan juga staff dari kantor Bahasa tiap provinsi sebagai pendamping.
Pada kegiatan tersebut, kita semua
seakan disadarkan bahwa kemampuan literasi yang baik maka dapat meningkatkan
kecakapan hidup menjadi lebih baik. Bagaimana berlitasi dengan masyarakat,
berliterasi dengan alam, dan lingkungan. Literasi juga sebagai bentuk healing
terhadap anak, contohnya berupa nyanyian, psikodrama, dan puisi.
Sesuai dengan tujuan kemendikbud
yaitu ingin menjadikan sekolah-sekolah memiliki budaya literasi yang baik, maka
kegiatan ini dilangsungkan untuk membimbing insan-insan literasi yang akan
menjadi penggerak masyarakat di tiap provinsinya. Dengan demikian, penyampaian
budaya gemar berliterasi di kalangan masyarakat dapat terlaksana dengan
efektif.
kegiatan ini juga menantang para orang-orang
gila yang hadir untuk dapat meringkas, menulis ulang, dan mengonversi
cerita rakyat dari tiap provinsinya dalam waktu beberapa jam. Tak sedikit orang-orang
gila tersebut yang bisa selesai lebih cepat dari batas waktu. Hasil
karyanya pun luar biasa gila, dapat membuat bulu kuduk berdiri ketika
menyaksikannya. Ada yang membuatnya menjadi dongeng, musikalisasi puisi hingga
drama. Nantinya hasil karya orang-orang gila ini akan dibuat menjadi
antologi dan dibukukan. Buku yang telah jadi akan diberikan ke komunitas-komunitas
dan juga sebagai koleksi perpustakaan.
Bimbingan literasi ini akan bermuara
pada festival literaasi yang direncanakan akan terlaksana tahun ini. Festival
tersebut mengajak kakak pendamping literasi di komunitas dan anggota binaannya
untuk berpartisipasi dalam kegiatan berliterasi, seperti membuat sebuah cerita,
menulis dongeng, dan lainnya. Hasil karya kakak pendamping dan angota binannya
akan dikumpulkan dan akan dibuatkan menjadi buku.
ComDev UNJ berharap dapat
mengaplikasikan apa yang telah diterima dari bimbingan teknis tenaga literasi
tersebut sehingga dapat membudayakan gemar literasi di kalangan masyarakat
binaan.
“elo ngapain sih sibuk
amat ngurusin komunitas lo?”
“loh, emang kenapa?”
“kan capek, gak digaji,
malah ngeluarin uang”
“tapi gue ngerasa bahagia”
“ih gila lo ya!”
Salam Aksara! Salam Literasi!
F Restu D
Community Development UNJ
0 komentar:
Posting Komentar